KEBAIKAN YANG TERLUPAKAN


Oleh : Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah)

Allah SWT memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Ini maknanya sangat luas. Kebaikan ada yang terlihat dan ada yang tidak terlihat. Mengajak kepada kebaikan yang terlihat adalah yang sering dilakukan oleh penyeru kebaikan. Seperti mengajak orang lain untuk melakukan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, bersedekah dan lain sebagainya. Dan itu memang kewajiban sebagai seorang muslim. Akan tetapi sudahkah kita melangkah untuk mengajak kepada kebaikan yang tersembunyi?

Kebaikan yang keberadaannya sangat penting dibanding kebaikan yang terlihat. Dibalik kebaikan yang terlihat ada kebaikan yang tidak terlihat yang lebih penting dan merupakan ruh segala kebaikan. Shalat ada ruhnya, infaq sedekah juga ada ruhnya. Dan ruhnya adalah kebaikan yang tersembunyi dibalik semua itu. Ia adalah yang sering dilupakan oleh penyeru kebaikan disaat mengajak orang lain dalam kebaikan. Ia adalah “Ikhlas.”

Seseorang yang ingin membangun pesantren, kemudian ia datang ke sahabat-sahabatnya untuk mengajak mereka agar bisa ikut membantu berdirinya proyek dan ladang akhirat ini, sehingga ia pun menyanjung sahabat-sahabatnya dengan segudang sanjungan agar besar hatinya untuk berinfaq kepada pesantren tersebut. Ia telah berhasil merayu orang lain untuk berinfaq. Akan tetapi ketahuilah ! Ia telah dzholim kepada sahabatnya tersebut, sebab ia hanya menginginkan sahabatnya mengeluarkan uang, akan tetapi tidak menginginkan sahabatnya mendapatkan pahala. Sanjungan berlebihan yang disampaikan telah meruntuhkan hati sahabatnya untuk berinfaq, akan tetapi infaqnya bukan karena kerinduannya kepada Allah SWT, tetapi hanya karena merasa besar hatinya oleh sanjungan.

Sungguh alangkah aniayanya kita jika ternyata hanya berfikir tentang kemegahan bangunan yang kita bangun, tanpa memikirkan sahabat kita yang telah membantu kita agar beruntung kelak di akhirat. Mungkin ada yang mencari dana dengan prinsip yang penting banyak, pembangunan masjid cepat selesai, terserah apakah yang memberi ikhlas atau tidak ikhlas. Sungguh ini adalah suatu kedzoliman dari orang yang tidak mengerti makna mengajak kepada kebaikan. Mengajak kepada kebaikan yang tidak terlihat perlu renungan yang tiada henti, karena itu sekaligus kualitas ketulusan kita saat mengajak.

Yang tidak peduli kepada keikhlasan saudaranya bukanlah orang yang faham makna mengajak kepada kebaikan. Jangan sampai saudara kita telah mengeluarkan dana jutaan rupiah untuk pesantren atau masjid kita, akan tetapi ternyata ia tidak mendapatkan apa-apa di hadapan Allah SWT. Kita harus membimbing saudara kita untuk bisa ikhlas dalam beramal. Ini adalah hal yang amat penting dalam mengajak kepada kebaikan karena ikhlas itu lebih penting dari hal lainnya. Ikhlas adalah ruh dari segala kebaikan.

Ada 3 hal yang harus kita perhatikan untuk mengajak orang lain kepada keikhlasan. Pertama ; Kita harus senantiasa mendo’akan orang-orang yang telah membantu kita dalam kebaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kepada mereka keikhlasan. Yang Kedua ; Gunakanlah akhlaq yang mulia disaat kita mengajak seseorang dalam kebaikan atau meminta dana untuk sebuah pesantren, mesjid dan lainnya, agar kesiapan mereka dalam mengikuti ajakan kita itu karena hatinya yang telah sadar akan kemuliaan di hadapan Allah SWT. Bukan karena tertipu oleh sanjungan kita atau merasa malu karena kita jika tidak berbuat atau tidak memberi. Ketiga ; Bawalah dalam perbincangan dengan kita dalam setiap pertemuan kepada hal-hal yang bisa menjaga keikhlasan dalam beramal dan kerinduan kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT menuntun hati kita dalam setiap gerak tubuh kita untuk sentiasa ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan keikhlasan kepada siapapun dari saudara kita yang pernah berbuat baik agar tidak sia-sia semua yang pernah mereka perbuat. Semoga apa yang pernah mereka lakukan bisa mereka lihat kelak di akhirat sebagai amal baik. Aamiin…
Walllahu a’lam bishshowa